This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Ramadhan Sarana Memperbaharui Kehidupan

0 komentar

Kehidupan yang monoton serta keseharian yang berlangsung dalam kondisi yang sama membuat hidup begitu menjenuhkan. Sebagai hasilnya, banyak orang yang bosan dengan hidup mereka.
Ų“Ł‡Ų± Ų±Ł…Ų¶Ų§Ł† Ų§Ł„Ų°ŁŠ Ų£Ł†Ų²Ł„ ŁŁŠŁ‡ Ų§Ł„Ł‚Ų±Ų¢Ł† Ł‡ŲÆŁ‰ Ł„Ł„Ł†Ų§Ų³ Łˆ ŲØŁŠŁ†Ų§ŲŖ Ł…Ł† Ų§Ł„Ł‡ŲÆŁ‰ ŁˆŲ§Ł„ŁŲ±Ł‚Ų§Ł†
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (QS. Al-Baqoroh: 186)

Suap (Risywah) Dalam Perspektif Islam

0 komentar

     Ų§َŁ„ْŲ­َŁ…ْŲÆُ Ł„Ł„Ł‡ِ Ų§Ł„Ų°ِŁŠ Ų£َŲ³ْŲØَŲŗَ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų¹ِŲØَŲ§ŲÆِŁ‡ِ Ł†ِŲ¹َŁ…َŁ‡ُ ŁˆَŲ¹َŲ·َŲ§ŁŠَŲ§Ł‡ُ، ŁˆَŁ‡َŲÆŲ§Ł‡ُŁ…ْ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ų­َŁ‚ِّ ŲØِŁ…َŁˆŲ§Ų¹ِŲøِŁ‡ِ ŁˆَŁˆَŲµَŲ§ŁŠَŲ§Ł‡ُ، Ł‚َŲ§Ł„َ ŲŖَŲ¹َŲ§Ł„َŁ‰ : ŁˆَŁ„َŁ‚َŲÆْ ŁˆَŲµَّŁŠْŁ†َŲ§ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų£ُŁˆŲŖُŁˆŲ§ Ų§Ł„ْŁƒِŲŖَŲ§ŲØَ Ł…ِŁ†ْ Ł‚َŲØْŁ„ِŁƒُŁ…ْ ŁˆَŲ„ِŁŠَّŲ§ŁƒُŁ…ْ Ų£َŁ†ِ Ų§ŲŖَّŁ‚ُŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡َ، Ų£َŲ­ْŁ…َŲÆُŁ‡ُ Ų³ُŲØْŲ­َŲ§Ł†َŁ‡ُ ŲØِŁ…َŲ§ Ł‡ُŁˆَ Ł„َŁ‡ُ Ų£َŁ‡ْŁ€Ł„ٌ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų­َŁ…ْŁ€ŲÆِ ŁˆَŲ£ُŲ«ْŁ†ِŁŠ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِ، ŁˆَŲ£َŁˆŁ…ِŁ†ُ ŲØِŁ‡ِ ŁˆَŲ£َŲŖَŁˆŁƒَّŁ„ُ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِ، Ł…َŁ†ْ ŁŠَŁ‡ْŲÆِŁ‡ِ Ų§Ł„Ł„Ł‡ُ ŁَŁ„Ų§َ Ł…ُŲ¶ِŁ„َّ Ł„َŁ‡ُ ŁˆَŁ…َŁ†ْ ŁŠُŲ¶ْŁ€Ł„ِŁ„ْ ŁَŁ„Ų§َ Ł‡َŲ§ŲÆِŁŠَ Ł„َŁ‡ُ، ŁˆَŲ£َŲ“ْŁ‡َŲÆُ Ų£َŁ† Ł„Ų§َّ Ų„ِŁ„َŁ‡َ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ų§Ł„Ł„Ł‡ُ ŁˆَŲ­ْŲÆَŁ‡ُ Ł„Ų§َ Ų“َŲ±ِŁŠŁƒَ Ł„َŁ‡ُ، Ų£َŲ±ْŲ³َŁ„َ Ų±ُŲ³ُŁ„َŁ‡ُ Ł…ُŲØَŲ“ِّŲ±ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ…ُŁ†ْŲ°ِŲ±ِŁŠŁ†َ، ŁˆَŁ‡ُŲÆَŲ§Ų©ً Ł…ُŲµŁ„ِŲ­ِŁŠŁ†َ، ŁˆَŲ£َŲ“ْŁ‡َŲÆُ Ų£َŁ†َّ Ų³َŁŠِّŲÆَŁ†َŲ§ ŁˆَŁ†َŲØِŁŠَّŁ†َŲ§ Ł…ُŲ­َŁ…َّŲÆًŲ§ Ų¹َŲØْŲÆُ Ų§Ł„Ł„Ł‡ِ ŁˆَŲ±َŲ³ُŁˆŁ„ُŁ‡ُ، Ų®َŁŠْŲ±ُ Ł…َŁ†ْ Ų£َŁˆŲµَŁ‰ ŁˆَŁˆَŲ¬َّŁ‡َ، ŁˆَŲ£َŲ±ْŲ“َŲÆَ ŁˆŁ†َŲØَّŁ‡َ، Ų£َŲ±ْŲ³َŁ„َŁ‡ُ Ų±َŲØُّŁ‡ُ ŲØَŲ“ِŁŠŲ±ًŲ§ ŁˆَŁ†َŲ°ِŁŠŲ±ًŲ§، ŁˆَŲÆَŲ§Ų¹ِŁŠًŲ§ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ِ ŲØŲ„ِŲ°ْŁ†ِŁ‡ِ ŁˆَŲ³ِŲ±َŲ§Ų¬ًŲ§ Ł…ُŁ†ِŁŠŲ±ًŲ§، Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُŁ…َّ ŲµَŁ„ِّ ŁˆَŲ³َŁ„ِّŁ…ْ ŁˆَŲØَŲ§Ų±ِŁƒْ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِ ŁˆَŲ¹َŁ„َŁ‰ Ų¢Ł„ِŁ‡ِ ŁˆَŲ£َŲµْŲ­Ų§ŲØِŁ‡ِ Ų£َŲ¬ْŁ…َŲ¹ِŁŠŁ†َ، ŁˆَŲ§Ł„ŲŖَّŲ§ŲØِŲ¹ِŁŠŁ†َ Ł„َŁ‡ُŁ…ْ ŲØŲ„ِŲ­ْŲ³َŲ§Ł†ٍ Ų„ِŁ„َŁ‰ ŁŠَŁˆْŁ…ِ Ų§Ł„ŲÆِّŁŠْŁ†ِ. Ų£Ł…Ų§ ŲØŲ¹ŲÆ: ŁَŁŠَŲ§ Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„Ł…ُŲ³ْŁ„ِŁ…ُŁˆŁ†َ Ų§ِŲŖّŁ‚ُŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡َ ŲŖَŲ¹َŲ§Ł„َŁ‰ ŁِŁŠ Ų§Ł„Ų³ّŲ±ِّ Łˆَ Ų§ْŁ„Ų¹ِŁ„َŁ†ِ ، ŁŠَŲ§ Ų£َŁŠّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„ّŲ°ِŁŠْŁ†َ Ų¢Ł…َŁ†ُŁˆْŲ§ Ų§ŲŖّŁ‚ُّŁˆ Ų§Ł„Ł„Ł‡َ Ų­َŁ‚ّ ŲŖُŁ‚َŲ§ŲŖِŁ‡ِ Łˆَ Ł„َŲ§ ŲŖَŁ…ُŁˆْŲŖُŁ†ّ Ų„ِŁ„ّŲ§ Łˆَ Ų£َŁ†ْŲŖُŁ…ْ Ł…ُŲ³ْŁ„ِŁ…ُŁˆْŁ†َ. 

Hadirin sidang sholat jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, limpahan nikmat yang Allah karuniakan kepada kita tak henti-hentinya kita rasakan, nikmat iman, nikmat sehat, nikmat keamanan, nikmat persaudaraan, nikmat kecukupan dan nikmat usia yang sampai hari ini Allah masih menghimpun kita bersama untuk melkasanakan ibadah sholat jumat, untuk itu marilah kita senantiasa memacu diri untuk menjaga kondisi keimanan  kita, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan penuh kesungguhan, terlebih di tengah kehidupan dan kondisi bangsa dan negara kita yang mengalami tantangan yang berat, yang membutuhkan pribadi-pribadi yang kokoh dan mampu bertahan dengan beratnya ujian akan sebuah kejujuran, sifat amanah dan bertanggung jawab terhadap pencipta-Nya dan masyarakat. Semoga Allah meneguhkan hati kita dalam keimanan, menjaga diri dan keluarga kita dari kerusakan dan bencana. Amiin ya rabbal 'alamiin.

Melestarikan Pelajaran Penting dari Ramadhan

0 komentar

Marilah kita mantapkan kembali keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa yang merupakan tujuan dari ibadah puasa yang telah kita laksanakan pada bulan ramadhan yang lalu, maka pada bulan syawal ini, marilah nilai ketaqwaan itu senantiasa kita hadirkan dan terus kita jaga dengan menjalankan keta’atan kepada Allah dengan kontinyu dan senantiasa juga mampu menahan diri dari larangan Alah.

0 komentar

BATU BERTANGKUP

0 komentar


BATU BERTANGKUP

Zaman dahulu di dusun Indragiri Hilir, tinggal seorang janda bernama Mak Minah di gubuknya yang reyot bersama satu orang anak perempuannya bernama Diang dan dua orang anak laki-lakinya bernama Utuh dan Ucin. Mak Minah rajin bekerja dan setiap hari menyiapkan kebutuhan ketiga anaknya. Mak Minah juga mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka.

Ketiga anaknya sangat nakal dan pemalas yang senang bermain-main saja, tak mau membantu emaknya. Sering mereka membantah nasihat emaknya sehingga Mak Minah sering bersedih. Mak Minah telah tua dan sakit-sakitan. Merka bermain kadang sampai larut malam. Mak Minah sering menangis dan meratapi dirinya.
“Yaaa Tuhan, tolonglah hamba. Sadarkanlah anak-anak hamba yang tidak pernah mau menghormati emaknya,” Mak Minah berdoa diantara tangisnya.
Esok harinya, Mak Minah menyiapkan makanan yang banyak untuk anak-anaknya. Setelah itu, Mak Minah pergi ke tepi sungai dan mendekati sebuah batu yang bisa berbicara. Batu itu juga dapat membuka dan menutup seperti kerang. Orang-orang menyebutnya Batu Batangkup.

“Wahai Batu Batangkup, telanlah saya. Saya tak sanggup lagi hidup dengan ketiga anak saya yang tidak pernah menghormati orang tuanya,” kata Mak Minah. Batu Batangkup kemudian menelan tubuh Mak Minah dan yang tersisa adalah seujung dari rambut Mak Minah yang panjang.

Menjelang sore, ketiga anaknya Cuma heran sebentar karena tidak menjumpai emaknya sejak pagi. Tetap karena makanan cukup banyak, mereka pun makan lalu bermain-main kembali. Mereka tidak peduli lagi. Setelah hari kedua dan makanan pun habis, mereka mulai kebingungan dan lapar. Sampai malam hari pun mereka tak bisa menemukan emaknya. Keesokan harinya ketika mereka mencari di sekitar sungai, bertemulah mereka dengan Batu Batangkup dan melihat ujung rambut emaknya.

“Wahai Batu Batangkup, kami membutuhkan emak kami. Tolong keluarkan emak kami dari perutmu…,” ratap mereka. “Tidak!!! Kalian hanya membutuhkan emak saat kalian lapar. Kalian tidak pernah menyayangi dan menghormati emak,” jawab Batu Batangkup. Mereka terus meratap dan menangis. “Kami berjanji akan membantu, menyayangi dan menghormati emak,” janji mereka. Akhirnya emak dikeluarkan dari perut Batu Batangkup.

Maka mereka kemudian rajing membantu emak, menyayanngi serta patuh dan menghormati emak. Tetapi hal tersebut tidaklah lama. Mereka kembali ke tabiat asal mereka yang malas dan suka bermain-main serta tidak mau membantu, menyayangi dan menghormati emak.

Mak Minah pun sedih dan kembali ke Batu Batangkup. Mak Minah pun ditelan kembali oleh Batu Batangkup. Ketiga anak Mak Minah seperti biasa bermain dari pagi sampai sore. Menjelang sore mereka baru sadar bahwa emak tak nampak seharian. Besoknya mereka mendatangi Batu Batangkup. Mereka meratap menangis seperti kejadian sebelumnya. Tetapi kali ini Batu Batangkup marah. “Kalian memang anak nakal. Penyesalan kalian kali ini tidak ada gunanya,” kata Batu Batangkup sambil menelan mereka. Batu Batangkup pun masuk ke dalam tanah dan sampai sekarang tidak pernah muncul kembali.


DOWNLOAD DISINI

CERITA CINTA ANAK KAMPUNG

0 komentar

cerita cinta anak kampung

Sekembalinya dari perjalanan yang melelahkan joni begitu sapaan akrabnya mendatangi kedua sahabatnya rio dan rendi…mereka sudah sejak lama bersahabat, susah senang mereka lakukan bersama, berbagi bersama dan tidak hanya itu, rio juga sering membagi makanan untuk menemani saat-saat bersama mereka saat menggembala domba…
Joni dan rio memang pergi merantau untuk mencari ilmu karena kebetulan mereka berdua adalah anak tercerdas di kampong sehingga semua warga memaklumi keinginan kedua orangtua mereka untuk melanjutkan jenjang studi yang lebih tinggi lagi, memang sampai saat ini belum ada satu sarjanapun di desa kami, untuk itu joni dan rio sangat diharapkan sekembalinya menimba ilmu mereka meluangkan waktu untuk membangun kampung yang sudah sangat tertingal itu…
malam ini dingin mencekam, suasana di luar penuh dengan hamburan daun yang berserakan diterjang angin kencang, memang  bulan-bulan ini adalah musim kemarau, setiap musim ini datang perubahan cuaca sangat cepat terjadi lebih tepatnya lagi perubahan suhu antara siang dan malam yang sangat ekstrim dimana pada siang hari seolah tidak ada yang mengenakan pakaian lengkap karena gerahnya udara sedangkan di malam harinya serasa tidak ada yang terlepas dari selimut tebal yang panjang…
joni bertandang kerumah, kebetulan ia tahu kalo aku pulang dari lek karno dialah pak lek yang kerja pada bapakku untuk membantu menggarap sawah. Sudah setengah tahun kami tidak bertemu walau kita sering smsan hanya sekedar saling sapa atau saling berbagi cerita dan berbagi kesedihan ataupun rasa senang, joni memang anak yang bisa di ajak ngobrol dan sangat rapat dalam memendam berita, malam itu kami bercerita panjang, joni memulai dengan kisahnya dengan dinda, ia mulai dari awal berjumpa dan hingga sekarang sudah akan menikah…memamng salah satu keperluan  joni pulang ke kampung adalah meminta restu kedua orangtuanya untuk meminang dinda, gadis kota asal Cirebon yang sudah sejak pertama dekat saat awal-awal kuliah sudah jatuh hati pada joni…waah selamat ya jon sudah mau merit…begitu celetukku sambil mengajak bercanda…heh ri la kamu sama ari gmn?? Bukankah kalian sudah terlalu dekat…ayolah ri…beranilah untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan…nanti kalau hilang atau kalau terlambat kamu nyesel….ayo lah ri…
rio terdiam dan hanya sedikit senyum sinis penuh nada pesimis yang ia tampakkan kepada joni…sesekali ia mencoba tertawa lepas tapi selalu saja tertahan…ri..ada apa??ada masalahkah antara kau dan ari??perlu ku bantu kah???atau jangan2 sampai saat ini kau masih saja berpikir untuk menahan perasaanmu ri??? Begitu banyak pertanyaan yang joni ajukan..sonta rio menjawab  dengan nada sedikit tinggi “ Bukan berarti aku tidak ingin mengungkapkan isi hatiku jon…tapi kau harus tahulah siapa aku ini???tak pantaslah dia bagiku…kau tahu kan dia dari keluarga apa???meski zaman sudah berubah tetapi aku rasa adat di negeri ini belum bisa sepenuhnya berubah…kau tahu kan Adi putra pak paiman…dia cinta mati sama Tia, begitu pula Tia, kurang apa mereka bedua menunjukkan rasa cintanya…tapi tetep saja kan jon, tia lenyap bersama saran dan dengungan serta ocehan orang-orang disekitarnya…menderita pula akhirnya…jon..aku hanya tidak ingin menyiksa hati ini, dan aku juga tidak ingin menambah beban berat kedua orangtuaku…aku tidak bisa membayangkan seandainya ari menjadi milikku…bagaimana aku bertanggung jawab???dia berasal dari kota sedangkan aku anak pedalaman….dia anak berada sedang aku mau makan aja harus mikir 2-3 kali…aku hanya berusaha realistis jon…tidak mungkin cinta ari itu akan berlanjut kepadaku seandainya nanti memang sudah menikah…kebutuhan hidup yang semakin berat, belum lagi dengan kebiasaan ari yang memang belum tentu diharapkan perubahannya…jadi apa jon yang harus aku pertahankan lagi jon??? Apa yang harus aku ungkapkan lagi…aku rasa ari sebenarnya juga sudah tahu bagaimana perasaanku ini padanya. Rio..tapi setidaknya ari perlu tahu bagaimana sebenarnya perasaanmu???dia perlu tahu langsung dari dirimu sendiri dengan melihat keseriusan yang kau pancarkan dari wajah polosmu, dia butuh itu ri…walau setelah itu aku sendiri juga belum tahu bagaimana kelanjutannya….jon, setelah ari tahu kalo aku cinta kepadanya..memang apa yang bisa dia lakukan???dia itu cewek…ibunya, bapaknya, saudaranya, semua keluarganya…apa dia siap menanggapi mereka semuanya????ini perkara nikah jon…bukan hanya sekedar pacaran..kita sama-sama tahu dua keluarga yang akan kita satukan, dua kepribadian yang kontras yang akan kita satukan, dan dua gaya hidup yang jauh berbeda yang akan kita padukan…aku memikirkan hal itu jon…sudah lah ri…aku bosan memahamkanmu…kau masih ngotot dengan prinsipmu…aku tahu ri kamu sangat menginginkan ari untuk menjadi milikmu…tapi karena sifat pengecutmu kau jadikan seribu alasan untuk berani mengungkapkan apa yang kau inginkan itu…ri..yang jelas perlu kau dengarkan petuahku ini “Tuhan saja menganjurkan hambanya untuk berusaha dan berdoa baru memberikan” berusaha dan berdoa ri…bukannya pasrah tak berarah seperti ini….kalo kau tetap seperti ini si eni anak pak jum juga tidak bakal bisa kau dapatkan…asal kau tahu ri..wanita itu lebih suka menghargai pengorbanan seseorang untuk mendapatkannya bukan melihat keadaan orang tua dan keluarganya…bisa saja saat ini toni jauh lebih hebat dari kamu tapi 5 atau 10 tahun lagi belum tentu ri…toni yang kaya orang tuanya kalo kamu yang kaya adalah pengalamanmu dalam mengarungi kehidupan ini…ri…bukan maksudku memaksamu untu berani berkata pada ari tapi setidaknya kamu tidak mengulangi lagi kesalahanku yang lalu saat aku menahan dan memendam parasaanku pada dinda…baru aku tahu bahwa sampai saat ini dinda masih mengharapkanku dan akupun pulang ini ingin berusaha untuk memenuhi keinginanku untuk mempersuntingnya…aku sudah 3 tahun menyiksa hatinya setelah lebih dari 5 orang datang padanya dan selalu ia tolak…jadi kuharap kau bisa memikirkannya lagi ri…ketika kau punya kemauan maka kau akan memberikan kemampuanmu untuk mencapai apa yang kamu inginkan… DOWNLOAD DISINI